KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN

 KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN 

Review :  WAHID MAHARON YOPAN



 

Pembahasan :

 

Defisi Karakteristik Yaitu :

Akar kata karakter dapat dilacak dari kata latin kharakter, kharassein, dan kharax, yang maknanya tools for making, to engrave, dan pointed stake. Kata ini mulai banyak digunakan dalam Bahasa perancis caractere pada abad ke-14 dan kemudian masuk dalam Bahasa inggris menjadi character, sebelum akhirnya menjadi Bahasa Indonesia karakter. Karakter mengandung pengertian :

1.          1. Kualitas positif yang dimiliki seseorang, sehingga membuatnya menarik dan atraktif

2.         2.  Reputasi seseorang

3.         3.  Seseorang yang memiliki kepribadian eksentrik

 

 

Menurut W.B. Saunders, karakter adalah sifat yang nyata dan berbeda yang terlihat dari seorang individu. karakter ini dapat dilihat dari berbagai macam atribut yang ada dalam tingkah laku seseorang. Menurut Gulo W, karakter adalah sebuah kepribadian yang terliahta dari titik tolak etis atau moral seperti kejujuran dan pada umumnya karakter ini memiliki sifat yang tetap. Dan menurut Doni Kusuma, karakter adalah ciri, gaya, sifat atau karakteristik diri seseorang yang berasal dari pembentukan atau tempaan yang di peroleh dari lingkungan sekitar. 

 

Secara umum pengertian karakter adalah kualitas atau moral, akhlak, atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus , yang menjadi pendorong dan penggerak, serta membedakanya dengan individu lain. Seseorang dapat dikatakan berkarakter, jika telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki masyarakat, serta digunakan sebagai moral dalam hidupnya.  Dan dikatakan juga karakter tingkah laku seseorang menjadi nilai utama yang bisa kita katakan kepribadiannya. Maka sebab itu karakter ini penting bagi menilai seseorang dan membedakannya bagi seluruh manusia.

1.      Proses Pembentukan Karakter

 

Karakter terbentuk setelah mengikuti proses sebagai berikut :

1.    Pengenalan. Pengenalan adalah proses dimana seorang anak mulai mengenal berbagai karakter dari         linkungan dan keluarganya. Dalam tahapan ini seorang anak sangat mudah mengingat sesuatu                Perilaku yang dia lihat dari lingkungan sekitarnya akan masuk dalam memorinya.

2.      Pemahaman. Pemahaman adalah proses lanjutan dari proses pengenalan dimana seseorang setelah mengenal karakter baik dengan melihat berulang-ulang, setelah itu akan timbul pertanyaan mengapa. Orantua biasanya ibu sebagai orang yang paling dekat dengan anak akan memberikan jawaban sederhana kepada anak tersebut. Pelan-pelan anak akan mulai paham dengan penjelasan yang sederhana.

3.      Pengulangan atau pembiasaan. Proses ini dibutuhkan kesadaran dari dalam dirinya sendiri, karena bisa jadi apa yang dia dapat di dalam rumah yaitu karakter yang baik tidak diaplikasikan ketika dia berda diluar rumah. Hal tersebut bisa terjadi karena adanya pengaruh dari teman. Oleh karena itu, sebagai orang tua harus membiasakan kebiasaan yang baik kepada anak tidak dengan memaksa anak melakukan hal yang baik tetapi juga menumbuhkan motivasi dalam diri mereka. Salah satu caranya adalah dengan mencotohkan hal-hal yang baik tersebut, bukan dengan ucapan melainkan juga perbuatan.

4.      Pembudayaan. Proses ini memerlukan peran masyarat bukan hanya peran keluarga. Msyarakat berperan sebagai kontrol sosial untuk mengingatkan seseorang ketika berada diluar lingkungan keluarga. Dengan begitu seseorang akan merasa tidak nyaman ketika tidak mengikuti aturan yang ditetapkan masyarakat tersebut. Selain itu, hukuman juga diperlukan agar orang yang melangkar aturan menjadi jera dan pelan-pelan merubah kebiasaan buruknya. Bagi pendatang sebaiknya mengikuti aturan yang ada agar menciptakan lingkungan yang berkarakter.

5.      Internalisasi Menjadi Karakter. Sebuah karakter akan menjadi sangat kuat ketika ada dorongan dalam dirinya sendiri. Dalam hal ini seseorang tidak memerlukan kontrol sosial karena adanya kesadaran diri dari dalam dirinya sendiri. Sehingga dimanapun dia berada dia akan tetap melakukan hal yang baik tersebut.

Proses pembentukan mental tersebut menunjukan keterkaitan antara fikiran, perasaan dan tindakan. Dari akal terbentuk pola fikir, dari fisik terbentuk menjadi perilaku. Cara berfikir menjadi visi, cara merasa menjadi mental dan cara berprilaku menjadi karakter. Apabila hal ini terjadi terus menerus akan menjadi sebuah kebiasaan.

 

Tentang proses pembentukan  karakter ini dapat disebutkan sebuah nama besar : helen keler (1880-1968). Wanita luar biasa ini, ia menjadi buta dan tuli pada usia 19 bulan, namun berkat bantuan keuarganya dan bimbingan annie Sullivan (yang juga buta dan seelah melewati seerangkaian operasi akhirnya dapat melihat secara terbatas) kemudian menjadi  manusia buta tuli pertama yang lulus cum loude dari tulradcliffe college pada pada 1904, ia pernah berkata, “karakter tidak bisa dikembangkan di dalam kesenangan dan ketentraman. Hanya melalui pengalaman percobaan dan penderitaan jiwa yang dapat diperkuat, visi dibersihkan, ambisi diilhami, dan sukses dicapai).

Hellen keler adalah model manusia berkarakter (terpuji). Dan sejarah hidupnya mendemontrasikan bagaimana proses membangun karakter itu memerlukan disiplin tinggi karena tidak pernah mudah dan seketika atau instan. Diperlukan refleksi mendalam untuk membuat rentetetan moral choice (keputusan moral) dan ditindaklanjuti dengan aksi nyata sehingga menjadi praktis, refleksi, dan praktik. Diperlukan sejumlah waktu untuk membuat semua itu menjadi cosum (kebiasaann) dan membentuk watak atau tabiiat seseorang.

 

 

1.      Pentingnya Karakter Bagi Kehidupan

 

 

Tentang nilai atau makna pentingnya karakter bagi kehidupan manusia dewasa ini dikutip pernyataan seseorang hakim Agung di Amerika, Antonin Scalia, yang pernah mengatakan, “ Bear in mind that brains and learning like muscle and physical skills, are articles of commerce. They are bought and sold. You can hire them by the year or by the hour. The only thing in the world noy for sale is character. And iff that does ot govern and direct your brains and learning, they will do you and the world more harm than good”.

Scalia menunjukkan dengan tepat bagaimana karakter harus menjadi fondasi bagi kecerdasan dan pengetahuan (termasuk informasi) itu sendiri memang dapat diperjualbelikan. Dan telah menjadi pengetahuan umum bahwa diera knowledge economy abad ke-21 ini knowledge is power.

Demikianlah, makna penting sebuah arakter dan proses pembentukannya yang tidak pernah mudah melahirkan manusia yang tidak dapat dibeli. Kearah yang demikian itulah, pendidikan dan pembelajaran, termasuk pengajaran di institusi formal dan pelatihan di institusi nonformal seharusnya bermuara, yakni membangun manusia berkarakter (terpuji), manusia yang memperjuangkan agar dirinya dan orang-orang yang dapat dipengaruhinya menjadi lebih manusiawi, manusia utuh, dan memiliki integritas.

Fenomena kehidupan adalah rentan dari perubahan keadaan melalui pertukaran keadaan melalui pengalaman. Tidak ada yang sama satu sama lain dan tidak ada orang yang pengalamannya sama betul dalam hidupnya. Dari hari ke hari kita memantau tentang aneka warna kehidupan yang berubah-ubah secara cepat oleh akrena, ini menjadi penting bagi kita untuk menyesuaikan diri dengan oarng lain dan lingkungan sekitar, karena memiliki perbedaan alam perasaan dan cara berindak serta situasi dan kondisinya.

Setiap kehidupan disatu pihak berlangsung panjang dan merupakan suatu mata rantai dari usaha pelayanan yang tidak terputuskan. Kesuksesan tergantung sebagian besat kepda bagaimana kita dengan baik merundingkan cara kita melalui hubungan sehari-hari dengan orang lain tanpa perselisihan dan pertentangan. Orang yang menjual. Adapun seni menjual merupakan salah satu perwujudan dari jiwa dan kareakter wirausaha.

1.      Ciri-Ciri Karakter Wirausaha

Unsur sikap dan karakteristik yang wajib dimiliki oleh seorang wirausahawan adalah :

1. Motif Berprestasi Tinggi

Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Menurut Gede Anggan Suhanda (dalam Suryana, 2003 : 32) Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Seperti yang dikemukakan oleh Maslow (1934) tentang teori motivasi yang dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan kebutuhan, sesuai dengan tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan akan keamanan (security needs), kebutuhan harga diri (esteem needs), dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualiazation needs). Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif berprestasi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Suryana, 2003 : 33-34)

a. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya

b. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan.

c. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.

d. Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan.

e. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang (fifty- fifty). Jika tugas yang diembannya sangat ringan, maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian keberhasilan sangat rendah.

Motivasi (Motivation) berasal dari bahasa latin "movere" yang berarti to move atau menggerakkan, (Steers and Porter, 1991:5), sedangkan Suriasumantri (hal.92) berpendapat, motivasi merupakan dorongan, hasrat, atau kebutuhan seseorang. Motif dan motivasi berkaitan erat dengan penghayatan suatu kebutuhan berperilaku tertentu untuk mencapai tujuan.Motif menghasilkan mobilisasi energi (semangat) dan menguatkan perilaku seseorang.

Secara umum motif sama dengan drive. Beck (1990: 19), berdasarkan pendekatan regulatoris, menyatakan "drive” sama seperti sebuah kendaraan yang mempunyai suatu mekanisme untuk membawa dan mengarahkan perilaku seseorang. Uraian di atas menunjukkan bahwa setidak-tidaknya ada dua indicator dalam motivasi berprestasi (tinggi), yaitu kemampuan dan usaha. Namun, bila dibandingkan dengan atribusi intrinsik dari Wainer, ada tiga indicator motivasi berprestasi tinggi yaitu: kemampuan, usaha, dan suasana hati (kesehatan). Berdasarkan uraian di atas, hakikat motivasi berprestasi dalam penelitian ini adalah rangsangan-rangsangan atau daya dorong yang ada dalam diri yang mendasari kita untuk belajar dan berupaya mencapai

prestasi belajar yang diharapkan.

2. Selalu Perspektif

Seorang wirausahawan hendaknya seorang yang mampu menatap masa dengan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki persepktif dan pandangan kemasa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya (Suryana,2003 : 23). Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang sudah ada.

Walaupun dengan risiko yang mungkin dapat terjadi, seorang yang perspektif harus tetap tabah dalam mencari peluang tantangan demi pembaharuan masa depan. Pandangan yang jauh ke

depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada. Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.

3. Memiliki Kreatifitas Tinggi

Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang baru dan berbeda. Menurut Levit, kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru (thinking new thing), oleh karena itu menurutnya kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berfikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. Menurut Zimmerer dalam buku yang ditulis Suryana (2003 : 24) dengan judul buku “Entrepreneurship And The New Venture Formation”, mengungkapkan bahwa ide-ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada (generating something from nothing). Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persolan-persolan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan. Dari definisi diatas, kreativitas mengandung pengertian, yaitu:

a. Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada.

b. Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan cara baru.
c. Menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih baik.

Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi 

 

Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi tidaklah sesulit yang dibayangkan banyak orang, karena setiap orang dalam belajar berwirausaha. Menurut Poppy King, wirausaha muda dari Australia yang terjun ke bisnis sejak berusia 18 tahun, ada tiga hal yang selalu dihadapi seorang wirausaha di bidang apapun, yakni: pertama, obstacle (hambatan); kedua, hardship (kesulitan); ketiga, very rewarding life (imbalan atau hasil bagi kehidupan yang memukau). Sesungguhnya kewirausahaan dalam batas tertentu adalah untuk semua orang.karena, setiap orang memiliki cita-cita, impian, atau sekurang-kurangnya harapan untuk meningkatkan kualitas hidupnya sebagai manusia.Hal ini merupakan semacam "intuisi" yang mendorong manusia normal untuk bekerja dan berusaha."Intuisi" ini berkaitan dengan salah satu potensi kemanusiaan, yakni daya imajinasi kreatif. Karena manusia merupakan satu-satunya mahluk ciptaan Tuhan yang, antara lain, dianugerahi daya imajinasi kreatif, maka ia dapat menggunakannya untuk berpikir. Pikiran itu dapat diarahkan ke masa lalu, masa kini, dan masa depan. 

 

Memiliki Kerampilan PersonalWirausahawan Andal.

Wirausahawan andal memiliki ciri-ciri dan cara-cara sebagai berikut:

a. Percaya diri dan mandiri yang tinggi untuk mencaripenghasilan dan keuntungan melalui usaha yang dilaksanakannya.

b. Mau dan mampu mencari dan menangkap peluang yang menguntungkan dan memanfaatkan peluang tersebut.

c. Mau dan mampu bekerja keras dan tekun untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih tepat dan effisien.

d. Mau dan mampu berkomunikasi, tawar menawar danmusyawarah dengan berbagai pihak, terutama kepada pembeli.

e. Menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat, dan disiplin.

f. Keenam, mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannya secara lugas dan tangguh tetapi cukup luwes dalam melindunginnya.

g. Mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas perusahaan dengan memanfaatkan dan memotivasi orang lain (leadership/ managerialship) serta melakukan perluasan dan pengembangan usaha dgn resiko yang moderat.

h. Berusaha mengenal dan mengendalikan lingkungan serta menggalang kerja sama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.

 

Pendapat lain M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993; 6-7 ) mengemungkakan delapan karakteristik berwirausaha yang meliputi :

·         Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.

·         Lebih memilih risiko yang moderat.

·         Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil

·         Selalu menghendaki umpan balik yang segera

·         Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan

·         Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik .

·         Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah

·         Selalu menilai prestasi dengan uang.

 

Yuyun wirasasmita (1999:3) menegmukakan beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh wirausaha yaitu :

a.       Self knowledge, yaitu memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dilakukan ditekuninya.

b.      Imagination, yaitu memiliki imajinasi, ide, dan perspektif serta tidak mengandalkan pada sukses masa lalu.

c.       Practical knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis, misalnya pengetahuan teknik, desain, prosesing, pembukuan, adminitrasi, dan pemasaran.

d.      Search skill, yaitu kemampuan menemukan, berkreasi, dan berimajinasi.

e.       Foresight, yaitu berpandanga jauh kedepan.

f.       Computation skill, yaitu kemampuan berhitung dan memprediksi keadaan masa yang akan datang.

g.      Communication skill, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan dengan orang lain.

 

''TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN ANDA'' 

follow Blog me

Tidak ada komentar:

BREAKING NEWS || AKSI HEROIK TENTARA NASIONAL INDONESIA DI TIMUR TENGAH

  PENYELAMATAN TNI DI TIMUR TENGAH PENGUNGSI SURIAH HAI, GUYS SELAMAT DATANG KEMBALI KE BLOG SAYA. Kali ini kita dapat berita terbaru dengan...