PROF ESI PENDIDIKAN
16 MARET 2021
Review : Wahid Maharon Yopan
LATAR BELAKANG
Dalam pendidikan salah satu hal yang
tidak bisa diabaikan adalah adanya supervisi. Supervisi penting keberadaanya
untuk mengawasi setiap pola dan kinerja seseorang yang bertujuan untuk efektif
dan efisiennya kegiatan di lembaga yang bersangkutan. Pada mulanya supervisi
hanya dipakai dalam lingkungan sekolah yaitu oleh kepala sekolah terhadap
guru-guru atau staf yang berada dibawahnya, seiring berjalannya waktu dan
berkembangnya pendidikan yang sarat dengan berbagai problema yang muncul, maka
kemudian supervisi meluas tidak hanya di lembaga pendidikan saja tetapi
berhubungan dengan pemerintahan yang menaungi pendidikan, semisal Kemendikbud
atau Kemenag dengan menjadikan seseorang sebagai supervisor dalam rangka mengawasi
kinerja dan segala bentuk kegiatan yang ada dalam proses belajar mengajar di
sekolah, terutama mengawasi tugas kepala sekolah.
Di sekolah, peran kepala sekolah
sangat berpengaruh terhadap mutu dan kualitas lembaganya, kepala sekolah juga
berperan sebagai supervisor, hal ini perlu dilakukan untuk mengawasi dan
mengevaluasi kinerja guru-guru dalam rangka perbaikan dan pengembangan
pembelajaran. Namun dalam hal ini kepala sekolah tidak mesti bersikap otoriter
terhadap bawahan (para guru), pengawasan yang diberikan kepala sekolah terhadap
guru adalah melalui pembinaan , pengarahan dan bimbingan yang baik terhadap
para guru dengan maksud meningkatkan profesionalisme guru dan menigkatkan
kualitas dan menjamin mutu pendidikan di lembaga tersebut baik dan berjalan
efektif sesuai dengan visi misi lembaga.
Kepala sekolah memiliki kewajiban untuk membina
kemampuan guru, dengan demikian kepala sekolah hendaknya melaksanakan supervisi
secara efektif. Banyaknya masalah yang muncul dalam pendidikan mengharuskan supervisi
dilaksanakan di lembaga pendidikan yaitu untuk memperbaiki mengajar dan belajar
dan untuk membimbing pertumbuhan kemampuan dan kecakapan profesional guru.
Lebih tegas dinyatakan Fritz Carrie dan Greg Miller, bahwa bila tidak ada unsur
supervisi, sistem pendidikan secara keseluruhan tidak akan berjalan dengan
efektif dalam usaha mencapai tujuan.
Kepala sekolah yang mempunyai fungsi
sebagai supervisor harus benar-benar memahami tugas sebagai supervisi, sehingga
tidak muncul kecemburuan sosial dikalangan intern terhadap kepala sekolah.
Kepala sekolah hendaknya bersikap terbuka kepada guru dan melibatkan guru dalam
setiap perencanaan yang hendak dilakukan kepala sekolah dalam mensupervisi
bawahan (para guru), sehingga guru sebagai objek dapat memahami tugasnya dan
dapat melakukan perbaikan-perbaikan demi meningkatkan kualitas dan mutu
pendidikan yang baik untuk kedepannya. Maka dapat dipastikan jika hal ini yang
terjadi guru tidak perlu merasa risau atau takut karena diawasi, justru hal ini
membantu terhadap perbaikan proses belajar mengajar dan meningkatkan
profesinalisme dan kinerja yang baik.
Pengertian
Supervisi Pendidikan
Istilah supervisi berasal dari
bahasa latin “supervideo”, artinya mengawasi atau menilai kinerja bawahan. Mulyasa
seperti dikutip oleh Wahyudi menjelaskan bahwa dalam pelaksanaannya sering
digunakan secara bergantian dengan istilah pengawasan, pemeriksaan dan
inspeksi. Pengawasan dapat diartikan sebagai proses untuk menjamin bahwa
tujuan-tujuan organisasi dan management tercapai, juga diartikan suatu kegiatan
untuk melakukan pengamatan agar pekerjaan dilakukan sesuai dengan ketentuan.
Pemeriksaan dimaksudkan untuk melihat suatu kegiatan yang dilaksanakan telah
mencapai tujuan. Sedangkan inspeksi dimaksudkan untuk mengetahui
kekurangan-kekurangan atau kesalahan yang perlu diperbaiki dalam suatu
pekerjaan.
Menurut Sutisna dikutip oleh Wahyudi
bahwa secara umum supervision diberi arti sama dengan direction atau pengawasan
dan ada kecenderungan untuk membatasi pemakaian istilah supervisor pada
orang-orang yang berada dalam kedudukan yang lebih bawah dalam hirarki
management.
SUPERVISI PENDIDIKAN
•Bimbingan
•Bantuan
•Pembinaan
•Pengarahan
•Petunjuk
•Kemitraan
Tujuan
Supervisi Pendidikan
Secara umum, pembinaan guru atau
supervisi pendidikan bertujuan untuk memberikan bantuan dalam mengembangkan
situasi belajar mengajar yang lebih baik, melalui usaha peningkatan profesional
mengajar, menilai kemampuan guru sebagai pendidik dan pengajar dalam bidang
masng-masing guna membantu mereka melakukan perbaikan dan pembinaan dalam
rangka meningkatan kualitas pendidikan.
Pendekatan Supervisi Pendidikan
- Pendekatan humanistik
- Pendekatan kompetensi
- Pendekatan klinis
- Pendekatan
profesional
Pendekatan humanistik
- guru bukan semata-mata alat untuk peningkatan mutu
- guru bukan input mekanistik yang bersifat kebendaan
- guru sebagai pribadi yang utuh
tugas
supervisor secara umum:
a.
membangkitkan kegairahan kerja, kepuasan kerja
b.
memperhatikan hubungan antarpersonal
c.
menghayati dan menghargai kepribadian, martabat manusia
d.
memperhatikan kesukarelaan, keikutsertaan
Tugas khusus supervisor di sekolah:
-menciptakan iklim sekolah yang santai
-memperluas
partisipasi di kalangan personalia sekolah
Pendekatan humanistik
Supervisi
berarti:
-Membimbing guru untuk tumbuh dan berkembang dengan usahanya
sendiri
-Proses
pengembangan kompetensi guru secara maksimum sesuai dengan tingkat
kemampuannya, sehingga mencapai tingkat efisiensi kerja yang lebih tinggi.
Kelemahan
humanistik > supervisi cenderung
laissez-faire
Faktor-faktor yang mempengaruhi Perencanaan Supervisi Pendidikan
a. Memperbaiki tujuan Khusus mengajar guru dan
belajar siswa
b. Memperbaiki materi (bahan) dan kegiatan belajar mengajar
c. Memperbaiki metode, yaitu cara mengorganisasi kegiatan belajar megajar
d. Memperbaiki penilaian atas media
e. Memperbaiki penilaian proses belajar dan hasilnya
f. Memperbaiki pembimbingan siswa atas kesulitan belajarnya
g. Memperbaiki sikap guru atas tugasnya
C.
Fungsi
Supervisi Pendidikan
Fungsi diartikan sebagai tugas aktif
dari kegiatan supervisi yang dilakukan oleh orang yang berkedudukan sebagai
supervisor. Herabuddin mengatakan bahwa fungsi dari supervisi pendidikan adalah
untuk memotivasi idealisme para guru dan mengupayakan fasilitas begitu juga
sebagai media pembelajaran yang akomodatif agar proses pembelajaran berjalan
lancar dan sempurna.
Supervisi
sebagai kepemimpinan kooperatif, keberhasilan supervisi tidak hanya ditentukan
oleh kemampuan supervisor dalam menjalankan tugas dan fungsinya akan tetapi
memerlukan dukungan dan partisipasi dari kepala sekolah, guru-guru, konselor
dan orang tua siswa secara bersama-sama ikut memkirkan perkembanan anak didik
ke arah tercapainya tujuan sekolah. Oleh karena itu, tugas supervisor tidak
hanya menilai kinerja guru tetapi turut membantu guru untuk memajukan proses
pembelajaran.
Menurut Piet A. Suhertian, ada
beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam supervisi yaitu pendekatan
direktif, pendekatan non-direktif dan pendekatan kolaboratif, ketiga pendekatan
tersebut bertitik tolak pada teori psikologi belajar, berikut ini penjelasan
ketiga pendekatan tersebut.
Pendekatan
Direktif (langsung)
a.
Pengertian Pendekatan Direktif (langsung)
Pendekatan ini lahir dari teori psikologi behaviorisme
yaitu segala perbuatan berasal dari rileks, atau respons terhadap
rangsangan/stimulus. Maka dari itu guru yang mempunyai kekurangan perlu
diberikan rangsangan agar ia bisa bereaksi dengan penguatan (reinforcement) atau
hukuman (punishment). Adapun yang dimaksud dengan pendekatan direktif
adalah cara pendekatan terhadap masalah yang bersifat langsung.
Perilaku
Pokok Supervisi Dengan Pendekatan Direktif
Supervisi dengan pendekatan ini, menuntut supervisor
yang banyak bicara dan berkomentar. Supervisor sedikit sekali memberikan pujian
dan semangat yang mendorong guru. Supervisi dengan pendekatan ini didasarkan
asumsi bahwa mengajar terdiri dari beberapa ketrampilan teknis dengan standar
dan kompetensi yang telah ditetapkan.
Menurut Glickman,
seperti yang dikutip Sahertian,
adalah :
Sumber : KKN Unimed 2019 Desa Biaknampe
1) Menjelaskan
2) Menyajikan
3) Mengarahkan
4) Memberi contoh
5) Menetapkan tolok ukur
6) Menguatkan.
Pendekatan klinis
-Proses belajar guru bersifat individual
-Guru perlu mendapat perhatian secara individual
-Mengkombinasikan target dan pertumbuhan pribadi
-Bantuan kepada guru lewat pertemuan langsung dan individual
-Bantuan
dikonsentrasikan pada proses pembelajaran
Pendekatan profesional
a. Pembinaan/supervisi diarahkan pada peningkatan kemampuan
profesional guru – tugas mengajar
b. Pengembangan
profesi, bakat guru, dan memanfaatkannya untuk kemajuan pendidikan
c. Membina agar
guru dapat memimpin dirinya sendiri, percaya kepada sumber-sumber pendidikan
yang diperoleh sendiri
d. Hubungan antara
guru, kepala sekolah, dan supervisor baik
f. Pembinaan dilakukan oleh kepala
sekolah, pengawas, dan teman sejawat
Tipe supervisi
•Supervisor otokratis
•Supervisor
demokratis
•Supervisor yang manipulasi diplomatis
•Supervisor
yang laissez-faire
Supervisor
otokratis
•Dalam pembinaan guru hanya menggunakan pikirannya sendiri
•Seolah-olah semua proses pendidikan adalah tanggung jawabnya
•Bekerja keras, teliti, tertib, teratur, cepat, tegas
•Guru tak berkesempatan mengembangkan diri dan berkreatif
•Hubungan
supervisor guru umumnya bersifat formal
Supervisor demokratis
•Semua anggota staf sekolah bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama
•Menghargai dan menghormati pendapat semua guru
•Guru berkesempatan mengembangkan daya kreasi, inovasi,
inisiatif
•Bijaksana dalam membagi tugas dan tanggung jawab
•Mementingkan
asas musyawarah untuk mufakat
Supervisor yang
manipulasi diplomatis
•Demokrasi sebagai directing untuk melaksanakan
keinginannya
•Disebut demokrasi semu (pseudo democratic)
•Bersikap
seolah-olah demokratis, namun sebenarnya otokratis
Supervisor yang laissez-faire
•Memberikan banyak kebebasan kepada guru dalam bekerja,
berinisiatif, melaksanakan kebijaksanaan
•Supervisor biasanya bekerja tanpa rencana, sehingga hasilnya
tidak karuan
•Kepemimpinannya tidak jelas/tegas atau kabur
•Supervisor
apatis, acuh tak acuh
Proses supervisi pendidikan
•Supervisi korektif
•Supervisi preventif
•Supervisi konstruktif
•Supervisi kreatif
•Supervisi kooperatif
Supervisi korektif
•Supervisi untuk mencari kesalahan
supervisee
•Bantuan kepada guru berdasar hasil koreksi
Supervisi preventif
•Mencegah kesalahan yang
terjadi/dialami guru
•Dapat memupuk rasa percaya diri
guru
•Memberikan bantuan guru untuk menjaga semangat
kerja
Supervisi konstruktif
•Usaha-usaha yang bersifat
konstruktif
•Sesuai dengan hakikat pendidikan
•Melihat permasalahan dari segala
tinjauan dan tujuan
•Guru berada dalam situasi pertumbuhan dan
perkembangan yang sehat
Supervisi kreatif
•Guru dengan daya pikirnya sendiri
dapat mencapai kerja yang efektif
•Guru mencontoh namun juga dapat
memberi contoh
•Kebebasan dalam keterikatan untuk mengembangkan
daya kreasi & daya karya
Supervisi kooperatif
•Mementingkan kerja sama supervisee
•Merencanakan, memutuskan, mengorganisir, mengawasi,
mengevaluasi, dan merevisi program bersama
Tanggung jawab supervisor
•Tanggung jawab pendidik pada
umumnya tanggung jawab terhadap:
–Diri
sendiri
–Para
siswa
–Pola-pola
sekolah
–Anggota
staf
–Badan-badan pendidikan di
atasnya
Tanggung jawab supervisor
•Tanggung
jawab (khusus):
–Perencanaan
–Administrasi
–Supervisi
–Pengembangan
kurikulum
–Demonstrasi
mengajar
–Riset (penelitian)
•Tanggung
jawab utama supervisor:
–Mengorganisasi
dan membina guru
–Mempertahankan dan mengembangkan kurikulum
yang berlaku
–Meningkatkan pelaksanaan aktivitas penunjang kurikulum
Program
supervisi: Mengorganisasi & membina guru
-Memotivasi
& meningkatkan semangat kerja guru.
-Menegakkan
disiplin dengan sanksi-sanksi.
-Memberikan
konsultasi, diskusi, membantu pemecahan masalah.
-Menjadi
tauladan bagi semua personel sekolah.
-Ikut
mengusahakan insentif guru
-Membina
atau mengembangkan profesi para guru.
-Mengusahakan
perpustakaan khusus bagi guru.
-Memberikan kesempatan kepada
guru untuk menyusun bahan pelajaran sendiri sebagai buku tambahan.
Program
supervisi: Program-program khusus
-Program
pengawasan & pengembangan bidang studi
-Program pengawasan &
pengembangan unit-unit pembantu proses pembelajaran untuk meningkatkan
kurikulum
Tahap Pertemuan
Awal
• suasana intim & terbuka
• mengkaji rencana pembelajaran
• mengkaji keterampilan mengajar yg perlu diperbaiki
• memilih & mengembangkan tindakan perbaikan &
instrumennya
•
kesimpulan pengkajian > kes
Pelaku
Supervisi Klinis
– Kepala Sekolah
– Pengawas
– Teman Guru
SEKIAN DALAM MATERI SAYA TERUS IKUTI BLOG SAYA MENGENAI
INFORMASI ILMU
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto, Adminitrasi Pendidikan, PT Rineka
Cipta: Jakarta 2005, cet- 3
Suhardan, Dadang. 2006, Supevisi Bantuan
Profesional, Bandung : Mutiara Ilmu
Muhaimin. 2012,Paradigma Pendidikan Islam,
bandung: PT Remaja Rosda Karya
Wahyudi. 2012, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam
Organisasi Pembelajar (Learning Organization), Bandung: CV. Alfabeta
FOLLOW BLOG SAYA